Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling, Mana yang Lebih Efektif?

5/5 - (10 votes)

Teknik pemasaran adalah elemen penting yang menunjang kesuksesan usaha anda, contohnya seperti marketing mix. Teknik pemasaran yang bagus dapat meningkatkan penjualan produk yang anda pasarkan. Ada dua teknik pemasaran yang perlu anda ketahui, yaitu teknik soft selling dan hard selling. Keduanya memang bertujuan untuk memasarkan produk, namun yang membedakan adalah strategi penjualannya. Bagaimana strategi tersebut ? Yuk simak perbedaan soft selling dan hard selling berikut ini.

Apa itu Soft Selling ?

Subscriber Youtube GratisTeknik pemasaran soft selling adalah teknik yang dilakukan dengan cara yang tersirat. Artinya, penjualan produk tidak secara terang-terangan / tidak langsung mengundang customer untuk membeli produknya. Seperti namanya, teknik ini membuat prospek yang didekati tidak sadar atau tidak merasa terganggu saat menjadi target penjualannya.

Biasanya, teknik pemasaran soft selling akan memberikan sebuah edukasi atau informasi pada konsumennya. Sehingga kosumen tersebut secara tidak langsung akan mendengarkan dan menyimak informasi. Pada akhir pemberian informasi, penjual secara tidak langsung akan mengungkapkan keunggulan dari produknya, konsumen pun secara tidak sadar akan ikut mendengarkan keunggulan tersebut.

Kelebihan Soft Selling

Teknik ini digunakan secara massive dalam Salesmanship Conventional, hal ini untuk menarik minat konsumen terlebih dahulu untuk mendengarkan keunggulan produk. Umumnya tidak mungkin penjual atau sales langsung menyampaikan maksud menjual produk saat pertama kali bertemu, inilah yang menjadi perbedaan soft selling dan hard selling.

Oleh karena itu penjual akan menanamkan pesan moral kepada konsumen sehingga mereka tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.

Teknik soft selling memiliki pola yang selalu sama, yaitu menceritakan sebuah masalah yang umumnya dirasakan oleh konsumen terlebih dahulu. Setelah itu, penjual akan menjadikan produk yang ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Seluruh cerita tersebut diungkapkan dengan kata yang santai dan halus, sehingga pengunjung bisa tidak sadar dengan tujuan penjual.

Contoh Soft Selling

Contoh yang biasa kita temui untuk penjualan soft selling adalah beberapa produk pembersih seperti sabun, cairan pembersih toilet, hingga pasta gigi. Ketika kita melihat iklan tersebut, akan diperlihatkan kuman dan bakteri yang tersebar dimana –mana sehingga membuat penyebaran penyakit semakin luas.

Dari sini saja kita bisa mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari kita, apalagi bagi anda yang gemar beraktivitas di luar rumah.

Visualisasi yang menampakkan bakteri dan kuman yang menempel pada beberapa benda di rumah pun, membuat penonton berfikir apakah barang mereka juga memiliki bakteri dalam jumlah yang banyak. Maka ketika ikaln tersebut memberikan sebuah solusi, secara tidak sadar beberapa masyarakat akan membeli produk tersebut.

Contoh lainnya yang dapat kita temui adalah dengan melakukan pembedahan atau unboxing. Seorang penulis yang telah merilis bukunya, dapat memasarkan buku tersebut dengan melakukan bedah buku. Audience yang menonton bedah buku tersebut menjadi penasaran dan akhirnya membeli buku tersebut.

Selain buku, banyak juga perusahaan yang melakukan unboxing untuk memunculkan rasa tertarik dan penasaran untuk memilih produk tersebut.  Produk seperti kosmetik, musik, hingga produk kesehatan pun banyak menggunakan teknik ini sebagai cara pemasaran mereka.

Gambaran ini pula lah yang menjadi perbedaan soft selling dan hard selling, dengan memberikan gambaran kegunaan produk membuat konsumen secara tidak sadar ingin memiliki produk tersebut.

Strategi Promosi Soft Selling

Keuntungan Soft SellingUntuk mengaplikasikan teknik pemasaran soft selling, terdapat beberapa strategi yang bisa anda lakukan. Yang pertama adalah dengan membagikan sample produk terlebih dahulu, sample ini bisa mengenalkan produk terlebih dahulu kepada konsumen. Strategi ini cocok untuk memasarkan sebuah produk yang cukup baru bagi masyarakat.

Ketika konsumen telah mengenal nama, dan jenis produk barulah anda bisa memulai dengan menceritakan sebuah permasalahan. Sama seperti story telling, anda akan mengangkat sebuah permasalahan yang umumnya dirasakan oleh masyarakat. Apabila anda memasarkan sebuah produk susu bayi, maka anda bisa mengangkat masalah pencernaan atau kesehatan otak pada bayi.

Ketika konsumen mulai bisa membayangkan dan merasakan hal tersebut dalam keseharian mereka, ini berarti konsumer telah memberikan ketertarikan pada produk. Selanjutnya anda bisa mulai memberikan solusi pada permasalah tersebut. Ketika rasa ketertarikan telah muncul, ketika anda menawarkan sebuah solusi konsumen tersebut akan memikirkan produk tersebut dalam daftar kebutuhan.

Teknik Soft Selling dengan Menonjolkan Tagline

Strategi promosi ini juga dapat anda lakukan dengan memberikan informasi produk yang ditawarkan, sehingga menonjolkan manfaat yang akan di terima konsumen. Pastikan juga bahwa anda telah memiliki gambar atau ikon yang menarik untuk produk, agar audiens mudah mengingat produk anda. Berikan tambahan kata-kata unik atau tagline yang secara tidak langsung mempromosikan produk.

Terakhir, cara yang paling disukai oleh masyarakat adalah dengan mengadakan give away. Teknik promosi give away semakin populer semenjak online shop semakin terkenal di kalangan masyarakat. Cara ini dinilai cukup efektif untuk menarik perhatian konsumen, misalnya saja adanya give away “voucher belanja tanpa syarat” dari iklannya saja sudah menarik perhatian dan minat masyarakat.

Apa itu Hard Selling ?

Hard SellingBerbeda dengan teknik pemasaran sebelumnya, teknik hard selling adalah teknik pemasaran yang menggunakan cara cepat dan lebih sporadis. Artinya, penjualan yang menggunakan teknik hard selling adalah penjualan secara langsung kepada target pasar yang telah ditentukan.  Dari artinya saja kita sudah menemukan perbedaan soft selling dan hard selling , pendekatan menggunakan hard selling membuat konsumen langsung mengerti maksud dari penjual.

Pola dari penjualan hard selling tidak terlalu banayk aturan, penjual akan lansung mengutarakan bahwa mereka sedang menjual sebuah produk tesebut. Bisa dikatakan teknik penjualan ini adalah teknik to the point langsung pada inti dan misi iklan yang ditawarkan. Umumnya, menggunakan teknik hard selling apabila penjual tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pendekatan.

Kelebihan Hard Selling

Kelebihan menggunakan teknik hard selling adalah pengunjung atau konsumer bisa langsung menangkap kelebihan dari produk dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, hard selling umumnya diterapkan pada konsumen tertentu. Konsumen yang dimaksud adalah konsumen yang memang sedang mencari atau membutuhkan produk tersebut.

Teknik ini banyak digunakan di pasaran, hal ini karena prosesnya yang cepat dan dapat diterapkan untuk penjualan produk apapun. Dengan menggunakan teknik pemasaran hard selling, pengunjung pun bisa langsung mendapatkan informasi seputar produk tersebut secara cepat. Sehingga, pengunjung yang tertarik dapat langsung membeli hari itu juga tanpa membuang-buang waktu.

Contoh Hard Selling

Penjualan hard selling adalah teknik yang paling dekat dengan masyarakat dan dapat dengan mudah untuk dijumpai. Seperti contohnya ketika anda sedang membutuhkan sebuah ponsel, tentu anda akan pergi ke toko smartphone. Dalam toko tersebut, beberapa counter atau outlet akan menampilkan tulisan “Smartphone Murah Hanya 700 ribu”. Tulisan inilah yang dimaksud dengan teknik hard selling.

Penjual tidak perlu mengungkapkan permasalahan dan pendekatan kepada konsumer, karena sudah pasti yang datang ke toko adalah masyarakat yang membutuhkan produk tersebut. Penjualan pun dapat dilakukan dengan cepat karena konsumen pun dapat langsung mengetahui perkiraan harga yang dijual. Selain pusat elektronik, teknik pemasaran hard selling juga sering kita temui di pusat perbelanjaan.

Dalam pusat perbelanjaan toko yang menjual baju umumnya akan menawarkan sebuah diskonyang dapat diketahui oleh masyarakat dengan mudah. Dengan menggunakan kalimat promosi “Diskon All Item JumpSuit 70%”, merupakan sebuah informasi yang dapat diketahui dengan cepat oleh konsumen.

Teknik ini tentu menjadi perbedaan soft selling dan hard selling yang sangat terlihat. Melalui teknik hard selling pengunjung atau konsumer tidak perlu memikirkan nilai sebuah produk, sehingga proses pemutusan pembelian menjadi lebih cepat.

Contoh lainnya seperti jualan di instagram, isi instagramnya hanya konten produk semua. Sehingga hanya menawarkan produk saja. Berbeda dengan soft selling, jika jualan kosmetik, isi konten mereka mengenai tips-tips tentang kecantikan. Lebih mengutamakan edukasi dari pada konten jualan.

Strategi Promosi Hard Selling

Strategi Promosi Hard SellingMekipun strategi hard selling adalah cara yang sering dan tergolong mudah untuk dilakukan, anda tetap harus mengikuti beberapa strategi promosi yang tepat.

Untuk promosi hard selling, hal yang cukup menarik perhatian masyarakat sudah pasti potongan harga. Informasi seperti diskon atau potongan harga yang tertera pada toko tentu menarik perhatian konsumen.

Selain potongan harga, anda juga bisa menggunakan strategi pormosi beli satu gratis satu. Secara psikologi, promosi yang anda tawarkan ini aka memberikan efek terjangkau kepada konsumen secara tidak sadar. Cara ini pun tidak kalah efisien untuk menarik minat pembeli ke tempat anda.

Teknik Hard Selling dengan Pemberian Doorprize

Agar mendukung keinginan pembeli untuk membeli produk tersebut, anda bisa memberikan sebuah doorprize atau hadiah tertentu. Hadiah yang diberikan apabila konsumen membeli produk yang ditawarkan ini mampu menjaring pembeli secara masih. Contohnya saja anda bisa memberikan sebuah voucher belanja kepada konsumen yang membeli produk skincare anda.

Terakhir, anda bisa menggunakan strategi bindling untuk menarik minat pembeli. Bundling adalah teknik penjualan yang menyatukan beberapa produk dalam satu paket. Ketika kita pergi ke toko kosmetik, terkadang kita akan menemui beberapa produk yang ditaruh dalam keranjang dan dijual menjadi satu paket.

Cara bundling mulai populer belakangan ini, bundling diaplikasikan oleh beberapa perusahaan besar yang menjual berbagai produk. Namun, produk yang disatukan dalam satu paket tetap harus memiliki keterkaitan, seperti sabun dengan shampoo atau buku dengan alat tulis. Umumnya, produk yang dilakukan bundling memiliki harga yang lebih murah apabila membeli seluruh harga tersebut secara terpisah.

Mana yang Lebih Efektif ?

Hard Selling vs Soft SellingLalu mana yang lebih efektif untuk menjualkan produknya ? Dari penjelasan dan contoh tersebut, dapat dilihat kelebihan masing-masing teknik pemasaran. Pada dasarnya tujuan kedua teknik penjualan ini sama, yaitu untuk menawarkan produknya. Hanya saja yang berbeda adalah dari cara dan pendekatan terhadap konsumen, untuk memunculkan ketertarikan pembeli terhadap produk yang ditawarkan.

Perbedaan soft selling dan hard selling dapat di gambarkan dengan mudah. Promosi hard selling memang menjadi teknik yang mudah untuk dilakukan, hal ini karena teknik hard selling tidak perlu melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada konsumen. Teknik promosi hard selling cukup banyak kita jumpai saat ini, promosi melalui media sosial, banner ads, atau broadcast message membuat teknik pemasaran hard selling cukup dijadikan pilihan.

Bukan berarti teknik pemasaran soft selling memiliki teknik yang kurang bagus. Soft selling lebih menekankan pendekatan kepada pembeli. Sehingga teknik pemasaran ini pun cukup efektif untuk mendukung secara perlahan keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut. Kelebihan dari teknik pemasaran ini bisa dikatakan adalah, ajakan secara halus dengan mengandalkan permasalahan yang dapat dirasakan oleh konsumen.

Soft selling dapat membangun image sebuah brand menjadi lebih kuat dimata konsumen, bahkan teknik pemasaran ini dapat membangun relasi dengan jangka yang cukup panjang dengan konsumen yang merasa ada keterkaitan dengan produk. Namun pendekatan yang tidak terjadi secara langsung membuat waktu penjualan cenderung lebih lama dibandingkan dengan hard selling.

Penggunaan Teknik  Hard Selling  Untuk Target Pasar Tertentu

Kedua teknik pemasaran sama sama efektif untuk memasarkan produknya, namun konteks keduanya lah yang membedakan. Teknik pemasaran soft selling tidak bisa diterapkan pada toko seperti toko elektronik atau toko kebutuhan lainnya. Setiap orang yang datang ke toko elektonik, sudah pasti masyarakat yang butuh dan mengetahui kegunaan dasar dari setiap produk.

Tidak mungkin kita tiba tiba menanyakan alasan mengapa mereka membutuhkan barang elektronik tersebut, sudah pasti yang diperlukan konsumen adalah informasi seputar harga hingga spesifikasi. Oleh karena itu ketika menjual produk yang jelas menjadi kebutuhan masyarakat, lebih bagus jika menggunakan teknik pemasaran hard selling.

Penggunaan Teknik Soft Selling Untuk Mengenalkan Produk Baru

Begitu pula sebaliknya, anda tidak bisa menawarkan sebuah produk yang baru menggunakan teknik pemasaran hard selling. Ketika produk tersebut masih baru di telinga masyarakat, hal yang perlu dipikirkan tentu bagaimana agar masyarakat mau menoleh dan memberikan ketertarikannya terhadap produk baru tersebut.

Karena itu lah perlu adanya sebuah dukungan psikologis melalui pendekatan, agar masyarakat dapat merasakan permasalahan di kehidupan sehari-hari mereka. Apabila anda ingin menawarkan sebuah produk pasta gigi dengan merk terbaru, maka ungkapkan permasalahan seperti meski telah berkumur bukan berarti bakteri telah hilang seluruhnya. Ungkapan ini pasti akan membuat pembeli dapat mengkaitkannya dengan kehidupannya.

Selanjutnya ketika pembeli mulai memberikan ketertarikan terhadap produk, anda bisa menawarkan sebuah solusi secara halus.  Ketika permasalahan mulai menarik perhatian konsumen, pembeli akan terus mendengarkan kelebihan dari produk yang anda tawarkan secaratidak sadar. Hal inilah yang dapat membuat konsumen memutuskan untuk mencoba membeli produk anda.

Mengkombinasikan Kedua Teknik

Dari kedua teknik pemasaran tersebut, tentu memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing. Ada yang memilih teknik hard selling karena dinilai lebih ampuh dan cepat dalam memasarkan produknya. Namun ada juga yang memiliki teknik pemasaran soft selling karena lebih bersifat persuasive dan mudah untuk menarik minat konsumen. Lalu, apakah kedua teknik ini tidak bisa disatukan ?

Justru dengan menyatukan kedua teknik pemasaran ini dapat melengkapi kekurangan satu sama lain. Hard selling memang berisi pesan informasi yang jelas namun jika terus menggunakan teknik ini, konsumen mudah untuk melupakan produk tersebut. Hard selling memiliki pola penjualan yang bersifat cepat dan jelas, sedangkan dalam soft selling lebih berlangsung lama dan harus dijalankan secara kontinyu.

Contoh Mengkombinasikan Dua Teknik Pemasaran

Contoh menggunakan kedua teknik ini seperti, saat bisnis awal anda mulai beroperasi gunakan teknik soft selling. Teknik ini untuk mendapatkan hati konsumen dan menumbuhkan ketertarikan kepada perusahaan anda. Membuat iklan atau postingan yang dikemas halus dan sesuai permasalahan yang dirasakan sebagian masyarakat dapat membuat konsumen menoleh pada produk baru anda tersebut.

Ketika bisnis mulai berjalan dan konsumen mulai mengenal produk anda, disinilah anda mulai mengaplikasikan teknik pemasaran hard selling. Siapkan konsep dan konsten secara matang pada iklan hard selling agar semakin menarik minat masyarakat. Dengan mengkombinasikan kedua teknik tersebut, konsumen akan memiliki hubungan erat dengan pdoruk anda. Dengan begitu kemungkinan untuk kehilangan konsumen dapat menurun.

Dalam dunia pemasaran, tentu membutuhkan sebuah teknik agar penjualan sesuai dengan target yang diinginkan. Terdapat dua istilah teknik pemasaran, yaitu soft selling dan hard selling. Soft selling dikatakan sebagai cara halus ketika menawarkan produknya, sedangkan hard selling lebih kepada inti tujuan. Keduanya memang memiliki kelebihan masing-masing, perihal mana yang lebih efektif hal tersebut tergantung dari lingkup masyarakat dan produk yang ditawarkan.

Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *